
Macet di seputaran pelabuhan Tanjung Priok menjadi pemandangan yang sudah biasa bagi masyarakat di wilayah itu.
Antrean panjang truk-truk petikemas yang lalu lalang dari dan ke pelabuhan tersibuk nasional tersebut hampir setiap saat ada.
Apalagi di sekitar Cilincing, Jakarta Utara, hampir setiap hari, macet menjadi sesuatu yang tak istimewa. Sampai sekarang kemacetan itu belum ada solusi permanen. Bahkan di saat terjadi kemacetan horor beberapa bulan lalu, semua nya hanya bisa menggumam.
Sekarang isu kemacetan di seputaran pelabuhan Tanjung Priok tersebut dibilang salah satu penyebabnya dikarenakan banyak nya depo petikemas di areal Cilincing dan sekitarnya.
Apakah benar demikian, untuk itu Ocean Week (OW) mencoba mengorek problematika itu dengan mewawancarai Mustofa Kamal (MK), Ketua Umum Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki), berikut petikannya.
OW : Kemacetan yang sering terjadi di luar pelabuhan Priok, salah satu penyebabnya menuding banyaknya depo di seputaran Cilincing, dan sekitarnya, menurut anda benarkah?
MK : Diakui bahwa salah satu penyebab kemacetan seputaran Cilincing beberapa waktu lalu karena adanya beberapa depo terjadi peningkatan volume kontainer khususnya repo empty in sehingga kegiatan didalam depo sangat padat karena harus melayani kegiatan export dan import serta repo empty secara bersamaan waktu. Faktor lainnya adalah beberapa depo Pelayaran Besar YOR nya sudah mendekati 100% namun pelayaran tidak mengantisipasi dengan mempersiapkan depo alternatif sehingga kejadian kemacetan tidak bisa dihindari karena tertumpu pada satu depo.
OW : Apakah depo-depo itu merupakan anggota Asdeki ?
MK : Tidak semua depo merupakan anggota Asdeki yang menyebabkan kemacetan.
OW : Bagaimana soal perijinan para depo tersebut?
MK : Saat ini seluruh anggota Asdeki telah melengkapi perizinan sesuai perundang-undangan dan diawasi langsung oleh Dishub Prov.Jakarta.
OW : Bagaimana solusi untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan karena depo?
MK : Asdeki selalu berkordinasi dengan Petugas Dishub Prov. Jakarta untuk mengurai kemacetan jika terjadi, dan melakukan koordinasi dengan pihak depo untuk meminta kepada pihak pelayaran agar menyiapkan depo alternatif jika terjadi YOR depo diatas 100%. Asdeki mendorong agar dioptimalkan penggunakan bufferzone sebagai tempat parkir sementara yang disediakan oleh pengelola kawasan untuk menunggu antrian ke depo.
OW : Bisakah depo-depo dilakukan penataan dengan ditempatkan pada satu areal tersendiri ?
MK : Sebenarnya beberapa depo sudah terletak diarea kawasan khusus namun lokasinya masih disekitar area yang padat lalu lintas.

OW : Apa yang selama ini dilakukan Asdeki untuk depo-depo di Jakarta itu ?
MK : Langkah Asdeki adalah ;
– meminta kepada depo-depo di Jakarta yang YOR nya sudah diatas 100% agar menyiapkan alternatif depo dan tidak memaksakan diri bila sudah diluar kemampuan,
– revitatalisasi alat angkat di depo dengan alat yang lebih baik serta menyediakan alat angka sesuai dengan kapasitas depo,
– memaksimalkan proses administrasi di depo demgan depo sistem yang lebih modern.
OW : Harapan Anda untuk depo-depo tersebut kedepan ?
MK : Karena peningkatan volume yang terus bertambah setiap tahunnya, sudah saatnya memfungsikan Pelabuhan Patimban lebih maksimal untuk kegiatan bongkar muat barang sebagai alternatif. Sehingga kepadatan bahkan kemacetan di seputaran pelabuhan Tanjung Priok dapat berkurang

Menko Infrastuktur & Pembangunan Kewilayahan RI – Agus Yudhoyono
Leave A Comment